BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Keputusan
Keputusan yaitu suatu langkah yang di
ambil untuk menentukan suatu pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan
alternatif. Keputusan biasanya diputuskan oleh pengambil keputusan (dicision
maker). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses
manajemen dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau
menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting
dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan
manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara
institusional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan keputusan?
2. Apa
fungsi dari keputusan?
3. Bagaimana
cara mengambil keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dari keputusan.
2. Mengetahui
fungsi keputusan.
3. Agar
dapat mengambil keputusan dengan tepat.
BAB
II
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang
pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambil keputusan (decision maker) yang hasinya berupa keputusan (decision).
Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen
dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan
aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam
manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan
manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara
institusional. [1]
Keputusan
ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil)-nya akan berlangsung dan
berguna pada hari-hari yang akan datang, sementara hari yang akan datang itu
tidak menentu serta penuh dengan beraneka macam resiko. Keputusan akan
menciptakan masalah (aktivitas), tetapi keputusan juga akan menyelesaikan
masalah. Etiap pengambil keputusan (decision maker) harus bertanggung jawab
terhadap risiko keputusan yang diambilnya (memperhatikan manajerial siklus).
Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara
bertindak. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan.
Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengambilan
keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif
untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.[2]
Chester
I. Barnard
Keputusan
adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran
proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah
laku organisasi lebih penting daripada kepentingan perorangan.
Dari
definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan
adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis,
rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data dan informasidari sejumlah
alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan risiko
terkecil, efektif, efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.
B. Macam-Macam Keputusan
Keputusan
jika dikaji dan diambil dari proses pengambilan keputusan di bagi menjadi dua
macam yaitu:
a. Keputusan
auto generated
Keputusan semacam ini diambil dengan
cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data, informasi, fakta dana
lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini biasanya diambil dalam
keadaan gawat, misalnya sekompi tentara telah dikepung musuh, pimpinannya harus
secepatnya mengambil keputusan sebelum terlambat dan hancur.
b. Keputusan
induced
Keputusan induced diambil berdasarkan manajemen
ilmiah , sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan
risikonya relatif kecil.
Pengambil
keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara” individual decision” maupun “group
decision” yang mempunyai wewenang dalam mengambil suatu keputusan di
perusahaan atau sebuah organisasi.
Individual
decision keputusan yang hanya di tetapkan oleh manager sedangkan para bawahan
hanya dapat berpartisipasi dan
memberikan saran, pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut
memutuskan.
Group
decision keputusan yang di tetapkan oleh anggota grup baik atas hasil mufakat
maupun hasil musyawarah, atau bahkan hasil dari voting. Dalam proses
pengambilan keputusan anggota group ikut berperan aktif membicarakan tujuan
dari, keputusan, risiko, dan dampak dari keputusan serta ikut menetapkan
keputusan tersebut”.
C. Basis Pengambilan Keputusan
Basis
pengambilan keputusan (decision marking)
yng dilakukan oleh manajer biasanya didasarkan atas lima tahap yaitu[3]:
a. Keyakinan
Dalam mengambil keputusan seorang
manajer harus memiliki dasar bahwa “keputusan” inilah yang terbaik setelah di
perhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan external serta dampak
positif dan negatif dari keputusan tersebut.
b. Intuisi
(suara hati)
Manajer harus bisa mengambil keputusan
berdasarkan intuisi bersifat ilham dan perasaan-perasaan (feeling-feeling)-nya.
c. Fakta-fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas
analisis data, informasi, dan fakta-fakta serta didukung dengan kemamuan
imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat dan daya pikir untuk
mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
d. Pengalaman
(experience)
Manajer dapat mengambil keputusan
berdasarkan pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain.
e. Kekuasaan
(authority)
Dalam mengambil sebuah keputusan manajer
juga harus berpedoman atas kekuasaan yang di milikinya, supaya keputusan yang
di ambil sah dan legal untuk diberlakukan.
D. Teori Keputusan
Teori
keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternatif terbaik
dalam mengambil suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan
alat bagi manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan.
Pada
saat pengambilan keputusan terdapat tiga kondisi/situasi yang di hadapi
pengambil keputusan (dicision marker) yaitu[4]:
1. Ketidak
pastian.
2. Berisiko.
3. Kepastian.
E. Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan
Dalam
mengambil keputusan manajer melakukan beberapa teknik[5]:
1. Operation
Research
2. Linear
Progaming
3. Gaming
War Games
4. Probability
5. Ranking
and Statistical Weighting
John
Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Manajemen
Konvensional (tradisional) masalah yang dihadapi manajer dapat di selesaikan
berdasarkan tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lalu.
2. Manajemen
Sistematis, manajer memecahkan masalah berdasarkan pengalaman pribadinya dan
pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang sama.
3. Manajemen
Ilmiah, manajer memecahkan masalah yang dihadapinya terlebih dahulu
mempelajarinya dengan saksama. Manajemen ilmiah adalah suatu carayang berupa
pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang
efektif.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan[6]
1. Decision
maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah yang akan di putuskan
dengan merumuskan dan menganalisinya secara cermat.
2. Mengumpulkan
data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan
diputuskan.
3. Mengevaluasi
dan menganalisis data, informasi, dan tindakan fakta yang telah dikumpulkan.
4. Menetapkan
sejumlah alternatif keputusan yang akan diambil.
5. Mengembangkan
dan mengimplementasikan alternatif pilihan yang ada.
6. Memilih
keputusan yang terbaik dari keputusan-keputusan itu.
7. Menetapkan
suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efisien.
8. Keputusan
harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan
mengikuti bagi semua karyawan.
G.R.
Terry
1. Merumuskan
problem yang bersangkutan.
2. Menganalisis
problem tersebut.
3. Menetapkan
sejumlah alternatif.
4. Mengevaluasi
masing-masing alternatif.
5. Memilih
alternatif yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Peter
F. Drucker
1. Menetapkan
masalah.
2. Menganalisis
masalah.
3. Mengembangkan
alternatif-alternatif pilihan.
4. Mengambil
keputusan yang tepat.
5. Mengambil
keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur
pengambilan keputusan harus dilakukan dengan dengan baik dan cermat, supaya
resiko keputusan itu relatif kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan
selalu menghadapi risiko, dan risiko ini menjadi tanggung jawab pengambil
keputusan (manajer).
Aspek-aspek
pengambilan keputusan yaitu:
1. Pribadi
dan kepribadian si decision marker (manajer).
2. Sifat
masalah yang dihadapi.
3. Pandangan
dan kecakapan faktual manajer terhadap masalah yang dihadapi.
4. Kondisi
intitusional (lembaga) yang bersangkutan.
5. Situasi
umum yang menjadi lingkungan sekitar.
F.
Gaya Dalam Pengambilan Keputusan
Secara
teoritis ada 4 (empat) gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh
seorang pemimpin. Ke 4 (empat) gaya tersebut adalah[7]:
1.
Gaya Direktif
Cenderung bersifat efisien, logis,
pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Berfokus pada fakta dan
penyelesaian masalah secara lebih cepat cenderung berfokus jangka pendek. Gemar
menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan
yang otokratik.
2.
Gaya Analitik
Hasil keputusan
didasarkan atas inputan hasil analisis.
Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama. Menggambarkan pemimpin yang otokratik.
Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama. Menggambarkan pemimpin yang otokratik.
3.
Gaya Konseptual
Memecahkan masalah dengan
pandangan yang luas. Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
depan. Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan. Berani mengambil resiko dan
seringkali menemukan solusi yang kreatif ketidak pastian dalam pengambilan
keputusan.
4. Gaya Perilaku
Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran
pendapat. Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat. Suka informasi yang
verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan orang lain. Terkadang
keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain.
G.
Pengambilan Keputusan Manajemen
Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat
dari beberapa alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision
making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian
memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari
maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu
cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih
sasaran.
Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan
ketrampilan dalam membuat keputusan. Pertumbuhan, kemakmuran atau atau
kegagalan suatu perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para
manajer. Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan
ditengah berbagai factor yang terus berubah, ketidakjelasan informasi dan dan
aneka pandangan yang bertentangan.
Tipe-Tipe Keputusan :
1.
Keputusan
terprogram (programmed decision)
Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi / masalah yang cukup sering terjadi, sehinnga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk diterapkan di masa depan. Misalnya keputusan untuk memesan persediaan ketika persediaan berada pada level tertentu.
2.
Keputusan tidak
terprogram (non programmed decision)
Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familier dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting bagi organisasi. Banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidak pastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.
3.
Keputusan
setengah terprogram
Keputusan yang sebagian dapat deprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang
terperinci.
H. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
1.
Pengakuan
terhadap persyaratan keputusan
Para manager menghadapi persyaratan keputusan baik
dalam bentuk masalah maupun kesempatan. Suatu masalah terjadi ketika pencapaian
organisasional kurang dari sasaran yang telah ditetapkan.
Kesadaran terhadap masalah atau kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.
Kesadaran terhadap masalah atau kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.
2.
Diagnosis dan
analisis penyebab
Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian manager, pemahaman situasi harus diperjelas. Diagnosis adalah salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan.
3.
Pengembangan
altrnatif
Pada saat masalah atau kesempatan telah dapat dikenali dan dianalisis, pembuat keputusan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Langkah berikutnya adalah menghasilkan alternative solusi yang mungkin dapat menanggapi kebutuhan situasi dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasari.
4.
Pemilihan
alternative yang diharapkan
Ketika beberapa
alternative telah dikembangkan, harus dipilih salah satunya. Keputusan pilihan
adalah seleksi yang paling menjanjikan dari beberapa alternative tindakan.
Alternative terbaik menyediakan solusi terbaik sesuai dengan sasaran menyeluruh
dan nilai-nilai organisasi serta dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan
penggunaan sumber daya seminimal mungkin.
5.
Implementasi
alternative yang dipilih
Termasuk dalam tahap implementasi adalah penggunaan kemampuan manajerial, administrative, dan persuasive untuk meyakinkan alternative yang dipilih dapat dikerjakan.
I. Data dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen
ilmiah mutlak memerlukan data dalam memecahkan problem, agar keputusan yang
diambil relevan, realistis, logis, rasional. Karena itu pengumpulan data harus
dilakukan dan data itu haruslah memenuhi persyaratannya.
Syarat-syarat
data itu adalah[8]:
1. Well
identified yaitu data yang berasal dari sumber resmi.
2. Up
to date yaitu data yang terbaru.
3. Relevant
yaitu data itu berhubungan dengan masalah yang bersangkutan.
4. Reliable
yaitu data-data tersebut dapat dipercaya.
5. Complete
yaitu lengkap dan tidak setengah setengah.
Data
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
a. Data
Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber
datanya yang di teliti di lapangan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan
penyebaran angket.
b. Data
Sekunder
Data yang diperoleh dengan mempelajari
langsung dari buku-buku literatur
Sedangkan
untuk menginterpretasikan data, diperlukan pengetahuan tertentu. Kognisi
(kegiatan memperoleh pengetahuan). Perlu dihayati bahwa setiap manusia
mempunyai “dunia kognitif” masing-masing ”dunia kecil” tempat ia hidup. Isi
dari dunia kognitif itu merupakan pandangan-pandangan, keputusan-keputusan, dan
gerak-gerik kita.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
makalah yang di buat dapat di simpulkan bahwasannya setiap pemimpin harus
berani mengambil keputusan yang bijak dan pemimpin harus berani mengambil
resiko untuk masa yang akan datang dengan diambilnya suatu keputusan tersebut.
B.
Saran
Dalam
mengambil keputusan harus melihat siklus dan kondisi dimana seorang majer
(dicision marker) bisa mengetahui risiko yang di dapat dari keputusan terebut.
Harus bisa meminimalisir segala keadaan yang di hadapi.
[1] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 53
[2] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 55
[3] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 56
[4] Edi
Herjanto, Manajemen Operasi, hlm 33
[5] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 59
[6] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 60
[7] http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html,
pada tanggal 12 Maret 2016
[8] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 62
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Keputusan
Keputusan yaitu suatu langkah yang di
ambil untuk menentukan suatu pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan
alternatif. Keputusan biasanya diputuskan oleh pengambil keputusan (dicision
maker). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses
manajemen dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau
menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting
dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan
manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara
institusional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan keputusan?
2. Apa
fungsi dari keputusan?
3. Bagaimana
cara mengambil keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dari keputusan.
2. Mengetahui
fungsi keputusan.
3. Agar
dapat mengambil keputusan dengan tepat.
BAB
II
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang
pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambil keputusan (decision maker) yang hasinya berupa keputusan (decision).
Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen
dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan
aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam
manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan
manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara
institusional. [1]
Keputusan
ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil)-nya akan berlangsung dan
berguna pada hari-hari yang akan datang, sementara hari yang akan datang itu
tidak menentu serta penuh dengan beraneka macam resiko. Keputusan akan
menciptakan masalah (aktivitas), tetapi keputusan juga akan menyelesaikan
masalah. Etiap pengambil keputusan (decision maker) harus bertanggung jawab
terhadap risiko keputusan yang diambilnya (memperhatikan manajerial siklus).
Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara
bertindak. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan.
Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengambilan
keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif
untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.[2]
Chester
I. Barnard
Keputusan
adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran
proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah
laku organisasi lebih penting daripada kepentingan perorangan.
Dari
definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan
adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis,
rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data dan informasidari sejumlah
alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan risiko
terkecil, efektif, efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.
B. Macam-Macam Keputusan
Keputusan
jika dikaji dan diambil dari proses pengambilan keputusan di bagi menjadi dua
macam yaitu:
a. Keputusan
auto generated
Keputusan semacam ini diambil dengan
cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data, informasi, fakta dana
lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini biasanya diambil dalam
keadaan gawat, misalnya sekompi tentara telah dikepung musuh, pimpinannya harus
secepatnya mengambil keputusan sebelum terlambat dan hancur.
b. Keputusan
induced
Keputusan induced diambil berdasarkan manajemen
ilmiah , sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan
risikonya relatif kecil.
Pengambil
keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara” individual decision” maupun “group
decision” yang mempunyai wewenang dalam mengambil suatu keputusan di
perusahaan atau sebuah organisasi.
Individual
decision keputusan yang hanya di tetapkan oleh manager sedangkan para bawahan
hanya dapat berpartisipasi dan
memberikan saran, pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut
memutuskan.
Group
decision keputusan yang di tetapkan oleh anggota grup baik atas hasil mufakat
maupun hasil musyawarah, atau bahkan hasil dari voting. Dalam proses
pengambilan keputusan anggota group ikut berperan aktif membicarakan tujuan
dari, keputusan, risiko, dan dampak dari keputusan serta ikut menetapkan
keputusan tersebut”.
C. Basis Pengambilan Keputusan
Basis
pengambilan keputusan (decision marking)
yng dilakukan oleh manajer biasanya didasarkan atas lima tahap yaitu[3]:
a. Keyakinan
Dalam mengambil keputusan seorang
manajer harus memiliki dasar bahwa “keputusan” inilah yang terbaik setelah di
perhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan external serta dampak
positif dan negatif dari keputusan tersebut.
b. Intuisi
(suara hati)
Manajer harus bisa mengambil keputusan
berdasarkan intuisi bersifat ilham dan perasaan-perasaan (feeling-feeling)-nya.
c. Fakta-fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas
analisis data, informasi, dan fakta-fakta serta didukung dengan kemamuan
imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat dan daya pikir untuk
mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
d. Pengalaman
(experience)
Manajer dapat mengambil keputusan
berdasarkan pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain.
e. Kekuasaan
(authority)
Dalam mengambil sebuah keputusan manajer
juga harus berpedoman atas kekuasaan yang di milikinya, supaya keputusan yang
di ambil sah dan legal untuk diberlakukan.
D. Teori Keputusan
Teori
keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternatif terbaik
dalam mengambil suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan
alat bagi manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan.
Pada
saat pengambilan keputusan terdapat tiga kondisi/situasi yang di hadapi
pengambil keputusan (dicision marker) yaitu[4]:
1. Ketidak
pastian.
2. Berisiko.
3. Kepastian.
E. Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan
Dalam
mengambil keputusan manajer melakukan beberapa teknik[5]:
1. Operation
Research
2. Linear
Progaming
3. Gaming
War Games
4. Probability
5. Ranking
and Statistical Weighting
John
Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Manajemen
Konvensional (tradisional) masalah yang dihadapi manajer dapat di selesaikan
berdasarkan tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lalu.
2. Manajemen
Sistematis, manajer memecahkan masalah berdasarkan pengalaman pribadinya dan
pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang sama.
3. Manajemen
Ilmiah, manajer memecahkan masalah yang dihadapinya terlebih dahulu
mempelajarinya dengan saksama. Manajemen ilmiah adalah suatu carayang berupa
pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang
efektif.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan[6]
1. Decision
maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah yang akan di putuskan
dengan merumuskan dan menganalisinya secara cermat.
2. Mengumpulkan
data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan
diputuskan.
3. Mengevaluasi
dan menganalisis data, informasi, dan tindakan fakta yang telah dikumpulkan.
4. Menetapkan
sejumlah alternatif keputusan yang akan diambil.
5. Mengembangkan
dan mengimplementasikan alternatif pilihan yang ada.
6. Memilih
keputusan yang terbaik dari keputusan-keputusan itu.
7. Menetapkan
suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efisien.
8. Keputusan
harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan
mengikuti bagi semua karyawan.
G.R.
Terry
1. Merumuskan
problem yang bersangkutan.
2. Menganalisis
problem tersebut.
3. Menetapkan
sejumlah alternatif.
4. Mengevaluasi
masing-masing alternatif.
5. Memilih
alternatif yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Peter
F. Drucker
1. Menetapkan
masalah.
2. Menganalisis
masalah.
3. Mengembangkan
alternatif-alternatif pilihan.
4. Mengambil
keputusan yang tepat.
5. Mengambil
keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur
pengambilan keputusan harus dilakukan dengan dengan baik dan cermat, supaya
resiko keputusan itu relatif kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan
selalu menghadapi risiko, dan risiko ini menjadi tanggung jawab pengambil
keputusan (manajer).
Aspek-aspek
pengambilan keputusan yaitu:
1. Pribadi
dan kepribadian si decision marker (manajer).
2. Sifat
masalah yang dihadapi.
3. Pandangan
dan kecakapan faktual manajer terhadap masalah yang dihadapi.
4. Kondisi
intitusional (lembaga) yang bersangkutan.
5. Situasi
umum yang menjadi lingkungan sekitar.
F.
Gaya Dalam Pengambilan Keputusan
Secara
teoritis ada 4 (empat) gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh
seorang pemimpin. Ke 4 (empat) gaya tersebut adalah[7]:
1.
Gaya Direktif
Cenderung bersifat efisien, logis,
pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Berfokus pada fakta dan
penyelesaian masalah secara lebih cepat cenderung berfokus jangka pendek. Gemar
menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan
yang otokratik.
2.
Gaya Analitik
Hasil keputusan
didasarkan atas inputan hasil analisis.
Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama. Menggambarkan pemimpin yang otokratik.
Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama. Menggambarkan pemimpin yang otokratik.
3.
Gaya Konseptual
Memecahkan masalah dengan
pandangan yang luas. Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
depan. Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan. Berani mengambil resiko dan
seringkali menemukan solusi yang kreatif ketidak pastian dalam pengambilan
keputusan.
4. Gaya Perilaku
Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran
pendapat. Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat. Suka informasi yang
verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan orang lain. Terkadang
keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain.
G.
Pengambilan Keputusan Manajemen
Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat
dari beberapa alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision
making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian
memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari
maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu
cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih
sasaran.
Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan
ketrampilan dalam membuat keputusan. Pertumbuhan, kemakmuran atau atau
kegagalan suatu perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para
manajer. Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan
ditengah berbagai factor yang terus berubah, ketidakjelasan informasi dan dan
aneka pandangan yang bertentangan.
Tipe-Tipe Keputusan :
1.
Keputusan
terprogram (programmed decision)
Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi / masalah yang cukup sering terjadi, sehinnga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk diterapkan di masa depan. Misalnya keputusan untuk memesan persediaan ketika persediaan berada pada level tertentu.
2.
Keputusan tidak
terprogram (non programmed decision)
Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familier dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting bagi organisasi. Banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidak pastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.
3.
Keputusan
setengah terprogram
Keputusan yang sebagian dapat deprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang
terperinci.
H. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
1.
Pengakuan
terhadap persyaratan keputusan
Para manager menghadapi persyaratan keputusan baik
dalam bentuk masalah maupun kesempatan. Suatu masalah terjadi ketika pencapaian
organisasional kurang dari sasaran yang telah ditetapkan.
Kesadaran terhadap masalah atau kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.
Kesadaran terhadap masalah atau kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.
2.
Diagnosis dan
analisis penyebab
Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian manager, pemahaman situasi harus diperjelas. Diagnosis adalah salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan.
3.
Pengembangan
altrnatif
Pada saat masalah atau kesempatan telah dapat dikenali dan dianalisis, pembuat keputusan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Langkah berikutnya adalah menghasilkan alternative solusi yang mungkin dapat menanggapi kebutuhan situasi dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasari.
4.
Pemilihan
alternative yang diharapkan
Ketika beberapa
alternative telah dikembangkan, harus dipilih salah satunya. Keputusan pilihan
adalah seleksi yang paling menjanjikan dari beberapa alternative tindakan.
Alternative terbaik menyediakan solusi terbaik sesuai dengan sasaran menyeluruh
dan nilai-nilai organisasi serta dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan
penggunaan sumber daya seminimal mungkin.
5.
Implementasi
alternative yang dipilih
Termasuk dalam tahap implementasi adalah penggunaan kemampuan manajerial, administrative, dan persuasive untuk meyakinkan alternative yang dipilih dapat dikerjakan.
I. Data dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen
ilmiah mutlak memerlukan data dalam memecahkan problem, agar keputusan yang
diambil relevan, realistis, logis, rasional. Karena itu pengumpulan data harus
dilakukan dan data itu haruslah memenuhi persyaratannya.
Syarat-syarat
data itu adalah[8]:
1. Well
identified yaitu data yang berasal dari sumber resmi.
2. Up
to date yaitu data yang terbaru.
3. Relevant
yaitu data itu berhubungan dengan masalah yang bersangkutan.
4. Reliable
yaitu data-data tersebut dapat dipercaya.
5. Complete
yaitu lengkap dan tidak setengah setengah.
Data
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
a. Data
Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber
datanya yang di teliti di lapangan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan
penyebaran angket.
b. Data
Sekunder
Data yang diperoleh dengan mempelajari
langsung dari buku-buku literatur
Sedangkan
untuk menginterpretasikan data, diperlukan pengetahuan tertentu. Kognisi
(kegiatan memperoleh pengetahuan). Perlu dihayati bahwa setiap manusia
mempunyai “dunia kognitif” masing-masing ”dunia kecil” tempat ia hidup. Isi
dari dunia kognitif itu merupakan pandangan-pandangan, keputusan-keputusan, dan
gerak-gerik kita.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
makalah yang di buat dapat di simpulkan bahwasannya setiap pemimpin harus
berani mengambil keputusan yang bijak dan pemimpin harus berani mengambil
resiko untuk masa yang akan datang dengan diambilnya suatu keputusan tersebut.
B.
Saran
Dalam
mengambil keputusan harus melihat siklus dan kondisi dimana seorang majer
(dicision marker) bisa mengetahui risiko yang di dapat dari keputusan terebut.
Harus bisa meminimalisir segala keadaan yang di hadapi.
[1] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 53
[2] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 55
[3] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 56
[4] Edi
Herjanto, Manajemen Operasi, hlm 33
[5] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 59
[6] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 60
[7] http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html,
pada tanggal 12 Maret 2016
[8] Hasibuan
Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 62