Selasa, 14 Juni 2016

pengantar manajemen "PENGAMBILAN KEPUTUSAN"

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pengertian Keputusan

Keputusan yaitu suatu langkah yang di ambil untuk menentukan suatu pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan alternatif. Keputusan biasanya diputuskan oleh pengambil keputusan (dicision maker). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara institusional.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang di maksud dengan keputusan?
2.      Apa fungsi dari keputusan?
3.      Bagaimana cara mengambil keputusan?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari keputusan.
2.      Mengetahui fungsi keputusan.
3.      Agar dapat mengambil keputusan dengan tepat.







BAB II
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.    Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambil keputusan (decision maker) yang hasinya berupa keputusan (decision). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara institusional. [1]

Keputusan ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil)-nya akan berlangsung dan berguna pada hari-hari yang akan datang, sementara hari yang akan datang itu tidak menentu serta penuh dengan beraneka macam resiko. Keputusan akan menciptakan masalah (aktivitas), tetapi keputusan juga akan menyelesaikan masalah. Etiap pengambil keputusan (decision maker) harus bertanggung jawab terhadap risiko keputusan yang diambilnya (memperhatikan manajerial siklus).

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan.


Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.[2]
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting daripada kepentingan perorangan.

Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis, rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data dan informasidari sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan risiko terkecil, efektif, efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.

B.     Macam-Macam Keputusan

Keputusan jika dikaji dan diambil dari proses pengambilan keputusan di bagi menjadi dua macam yaitu:

a.       Keputusan auto generated

Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data, informasi, fakta dana lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini biasanya diambil dalam keadaan gawat, misalnya sekompi tentara telah dikepung musuh, pimpinannya harus secepatnya mengambil keputusan sebelum terlambat dan hancur.
                                       


b.      Keputusan induced

Keputusan induced diambil berdasarkan manajemen ilmiah , sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan risikonya relatif kecil.

Pengambil keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara” individual decision” maupun “group decision” yang mempunyai wewenang dalam mengambil suatu keputusan di perusahaan atau sebuah organisasi.
Individual decision keputusan yang hanya di tetapkan oleh manager sedangkan para bawahan hanya  dapat berpartisipasi dan memberikan saran, pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskan.
Group decision keputusan yang di tetapkan oleh anggota grup baik atas hasil mufakat maupun hasil musyawarah, atau bahkan hasil dari voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota group ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari, keputusan, risiko, dan dampak dari keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.

C.    Basis Pengambilan Keputusan

Basis pengambilan keputusan (decision marking) yng dilakukan oleh manajer biasanya didasarkan atas lima tahap yaitu[3]:

a.       Keyakinan

Dalam mengambil keputusan seorang manajer harus memiliki dasar bahwa “keputusan” inilah yang terbaik setelah di perhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan external serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut.




b.      Intuisi (suara hati)

Manajer harus bisa mengambil keputusan berdasarkan intuisi bersifat ilham dan perasaan-perasaan (feeling-feeling)-nya.

c.       Fakta-fakta

Pengambilan keputusan didasarkan atas analisis data, informasi, dan fakta-fakta serta didukung dengan kemamuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.

d.      Pengalaman (experience)

Manajer dapat mengambil keputusan berdasarkan pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain.

e.       Kekuasaan (authority)

Dalam mengambil sebuah keputusan manajer juga harus berpedoman atas kekuasaan yang di milikinya, supaya keputusan yang di ambil sah dan legal untuk diberlakukan.

D.    Teori Keputusan

Teori keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternatif terbaik dalam mengambil suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan alat bagi manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan.

Pada saat pengambilan keputusan terdapat tiga kondisi/situasi yang di hadapi pengambil keputusan (dicision marker) yaitu[4]:

1.      Ketidak pastian.
2.      Berisiko.
3.      Kepastian.

E.     Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan manajer melakukan beberapa teknik[5]:

1.      Operation Research
2.      Linear Progaming
3.      Gaming War Games
4.      Probability
5.      Ranking and Statistical Weighting
John Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1.      Manajemen Konvensional (tradisional) masalah yang dihadapi manajer dapat di selesaikan berdasarkan tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lalu.

2.      Manajemen Sistematis, manajer memecahkan masalah berdasarkan pengalaman pribadinya dan pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang sama.

3.      Manajemen Ilmiah, manajer memecahkan masalah yang dihadapinya terlebih dahulu mempelajarinya dengan saksama. Manajemen ilmiah adalah suatu carayang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.


Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan[6]

1.      Decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah yang akan di putuskan dengan merumuskan dan menganalisinya secara cermat.


2.      Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.
       
3.      Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan tindakan fakta yang telah dikumpulkan.

4.      Menetapkan sejumlah alternatif keputusan yang akan diambil.

5.      Mengembangkan dan mengimplementasikan alternatif pilihan yang ada.

6.      Memilih keputusan yang terbaik dari keputusan-keputusan itu.

7.      Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efisien.

8.      Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikuti bagi semua karyawan.

G.R. Terry

1.      Merumuskan problem yang bersangkutan.

2.      Menganalisis problem tersebut.

3.      Menetapkan sejumlah alternatif.

4.      Mengevaluasi masing-masing alternatif.

5.      Memilih alternatif yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.







Peter F. Drucker

1.      Menetapkan masalah.

2.      Menganalisis masalah.

3.      Mengembangkan alternatif-alternatif pilihan.

4.      Mengambil keputusan yang tepat.

5.      Mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relatif kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi risiko, dan risiko ini menjadi tanggung jawab pengambil keputusan (manajer).

Aspek-aspek pengambilan keputusan yaitu:
1.      Pribadi dan kepribadian si decision marker (manajer).

2.      Sifat masalah yang dihadapi.

3.      Pandangan dan kecakapan faktual manajer terhadap masalah yang dihadapi.

4.      Kondisi intitusional (lembaga) yang bersangkutan.

5.      Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.









F.     Gaya Dalam Pengambilan Keputusan


Secara teoritis ada 4 (empat) gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ke 4 (empat) gaya tersebut adalah[7]:

1.      Gaya Direktif
Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat cenderung berfokus jangka pendek. Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan yang otokratik.

2.      Gaya Analitik
Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis.
Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama. Menggambarkan pemimpin yang otokratik.


3.      Gaya Konseptual
Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas. Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan. Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan. Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif ketidak pastian dalam pengambilan keputusan.

4.      Gaya Perilaku
Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat. Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat. Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan orang lain. Terkadang keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.

G.    Pengambilan Keputusan Manajemen

Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih sasaran.
Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan ketrampilan dalam membuat keputusan. Pertumbuhan, kemakmuran atau atau kegagalan suatu perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para manajer. Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan ditengah berbagai factor yang terus berubah, ketidakjelasan informasi dan dan aneka pandangan yang bertentangan.

Tipe-Tipe Keputusan :


1.      Keputusan terprogram (programmed decision)

Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi / masalah yang cukup sering terjadi, sehinnga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk diterapkan di masa depan. Misalnya keputusan untuk memesan persediaan ketika persediaan berada pada level tertentu.

2.      Keputusan tidak terprogram (non programmed decision)

Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familier dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting bagi organisasi. Banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidak pastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.

3.      Keputusan setengah terprogram
Keputusan yang sebagian dapat deprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin  dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.

H.    Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan

1.      Pengakuan terhadap persyaratan keputusan
Para manager menghadapi persyaratan keputusan baik dalam bentuk masalah maupun kesempatan. Suatu masalah terjadi ketika pencapaian organisasional kurang dari sasaran yang telah ditetapkan.
Kesadaran terhadap masalah atau kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.

2.      Diagnosis dan analisis penyebab

Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian manager, pemahaman situasi harus diperjelas. Diagnosis adalah salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan.

3.      Pengembangan altrnatif

Pada saat masalah atau kesempatan telah dapat dikenali dan dianalisis, pembuat keputusan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Langkah berikutnya adalah menghasilkan alternative solusi yang mungkin dapat menanggapi kebutuhan situasi dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasari.





4.      Pemilihan alternative yang diharapkan

Ketika beberapa alternative telah dikembangkan, harus dipilih salah satunya. Keputusan pilihan adalah seleksi yang paling menjanjikan dari beberapa alternative tindakan. Alternative terbaik menyediakan solusi terbaik sesuai dengan sasaran menyeluruh dan nilai-nilai organisasi serta dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan penggunaan sumber daya seminimal mungkin.

5.      Implementasi alternative yang dipilih

Termasuk dalam tahap implementasi adalah penggunaan kemampuan manajerial, administrative, dan persuasive untuk meyakinkan alternative yang dipilih dapat dikerjakan.

I.       Data dalam Pengambilan Keputusan

Manajemen ilmiah mutlak memerlukan data dalam memecahkan problem, agar keputusan yang diambil relevan, realistis, logis, rasional. Karena itu pengumpulan data harus dilakukan dan data itu haruslah memenuhi persyaratannya.
Syarat-syarat data itu adalah[8]:
1.      Well identified yaitu data yang berasal dari sumber resmi.

2.      Up to date yaitu data yang terbaru.

3.      Relevant yaitu data itu berhubungan dengan masalah yang bersangkutan.

4.      Reliable yaitu data-data tersebut dapat dipercaya.

5.      Complete yaitu lengkap dan tidak setengah setengah.

Data dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a.       Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber datanya yang di teliti di lapangan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan penyebaran angket.

b.      Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan mempelajari langsung dari buku-buku literatur

Sedangkan untuk menginterpretasikan data, diperlukan pengetahuan tertentu. Kognisi (kegiatan memperoleh pengetahuan). Perlu dihayati bahwa setiap manusia mempunyai “dunia kognitif” masing-masing ”dunia kecil” tempat ia hidup. Isi dari dunia kognitif itu merupakan pandangan-pandangan, keputusan-keputusan, dan gerak-gerik kita.













BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan


Dari makalah yang di buat dapat di simpulkan bahwasannya setiap pemimpin harus berani mengambil keputusan yang bijak dan pemimpin harus berani mengambil resiko untuk masa yang akan datang dengan diambilnya suatu keputusan tersebut.

B.      Saran


Dalam mengambil keputusan harus melihat siklus dan kondisi dimana seorang majer (dicision marker) bisa mengetahui risiko yang di dapat dari keputusan terebut. Harus bisa meminimalisir segala keadaan yang di hadapi.


[1] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 53
[2] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 55
[3] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 56
[4] Edi Herjanto, Manajemen Operasi, hlm 33
[5] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 59
[6] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 60
[8] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 62

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pengertian Keputusan

Keputusan yaitu suatu langkah yang di ambil untuk menentukan suatu pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan alternatif. Keputusan biasanya diputuskan oleh pengambil keputusan (dicision maker). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara institusional.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang di maksud dengan keputusan?
2.      Apa fungsi dari keputusan?
3.      Bagaimana cara mengambil keputusan?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari keputusan.
2.      Mengetahui fungsi keputusan.
3.      Agar dapat mengambil keputusan dengan tepat.







BAB II
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.    Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambil keputusan (decision maker) yang hasinya berupa keputusan (decision). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen dapat terlaksanakan. Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu permulaan dari semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok maupun secara institusional. [1]

Keputusan ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil)-nya akan berlangsung dan berguna pada hari-hari yang akan datang, sementara hari yang akan datang itu tidak menentu serta penuh dengan beraneka macam resiko. Keputusan akan menciptakan masalah (aktivitas), tetapi keputusan juga akan menyelesaikan masalah. Etiap pengambil keputusan (decision maker) harus bertanggung jawab terhadap risiko keputusan yang diambilnya (memperhatikan manajerial siklus).

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan.


Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.[2]
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting daripada kepentingan perorangan.

Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis, rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data dan informasidari sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan risiko terkecil, efektif, efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.

B.     Macam-Macam Keputusan

Keputusan jika dikaji dan diambil dari proses pengambilan keputusan di bagi menjadi dua macam yaitu:

a.       Keputusan auto generated

Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data, informasi, fakta dana lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini biasanya diambil dalam keadaan gawat, misalnya sekompi tentara telah dikepung musuh, pimpinannya harus secepatnya mengambil keputusan sebelum terlambat dan hancur.
                                       


b.      Keputusan induced

Keputusan induced diambil berdasarkan manajemen ilmiah , sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan risikonya relatif kecil.

Pengambil keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara” individual decision” maupun “group decision” yang mempunyai wewenang dalam mengambil suatu keputusan di perusahaan atau sebuah organisasi.
Individual decision keputusan yang hanya di tetapkan oleh manager sedangkan para bawahan hanya  dapat berpartisipasi dan memberikan saran, pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskan.
Group decision keputusan yang di tetapkan oleh anggota grup baik atas hasil mufakat maupun hasil musyawarah, atau bahkan hasil dari voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota group ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari, keputusan, risiko, dan dampak dari keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.

C.    Basis Pengambilan Keputusan

Basis pengambilan keputusan (decision marking) yng dilakukan oleh manajer biasanya didasarkan atas lima tahap yaitu[3]:

a.       Keyakinan

Dalam mengambil keputusan seorang manajer harus memiliki dasar bahwa “keputusan” inilah yang terbaik setelah di perhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan external serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut.




b.      Intuisi (suara hati)

Manajer harus bisa mengambil keputusan berdasarkan intuisi bersifat ilham dan perasaan-perasaan (feeling-feeling)-nya.

c.       Fakta-fakta

Pengambilan keputusan didasarkan atas analisis data, informasi, dan fakta-fakta serta didukung dengan kemamuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.

d.      Pengalaman (experience)

Manajer dapat mengambil keputusan berdasarkan pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain.

e.       Kekuasaan (authority)

Dalam mengambil sebuah keputusan manajer juga harus berpedoman atas kekuasaan yang di milikinya, supaya keputusan yang di ambil sah dan legal untuk diberlakukan.

D.    Teori Keputusan

Teori keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternatif terbaik dalam mengambil suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan alat bagi manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan.

Pada saat pengambilan keputusan terdapat tiga kondisi/situasi yang di hadapi pengambil keputusan (dicision marker) yaitu[4]:

1.      Ketidak pastian.
2.      Berisiko.
3.      Kepastian.

E.     Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan manajer melakukan beberapa teknik[5]:

1.      Operation Research
2.      Linear Progaming
3.      Gaming War Games
4.      Probability
5.      Ranking and Statistical Weighting
John Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1.      Manajemen Konvensional (tradisional) masalah yang dihadapi manajer dapat di selesaikan berdasarkan tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lalu.

2.      Manajemen Sistematis, manajer memecahkan masalah berdasarkan pengalaman pribadinya dan pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang sama.

3.      Manajemen Ilmiah, manajer memecahkan masalah yang dihadapinya terlebih dahulu mempelajarinya dengan saksama. Manajemen ilmiah adalah suatu carayang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.


Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan[6]

1.      Decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah yang akan di putuskan dengan merumuskan dan menganalisinya secara cermat.


2.      Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.
       
3.      Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan tindakan fakta yang telah dikumpulkan.

4.      Menetapkan sejumlah alternatif keputusan yang akan diambil.

5.      Mengembangkan dan mengimplementasikan alternatif pilihan yang ada.

6.      Memilih keputusan yang terbaik dari keputusan-keputusan itu.

7.      Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efisien.

8.      Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikuti bagi semua karyawan.

G.R. Terry

1.      Merumuskan problem yang bersangkutan.

2.      Menganalisis problem tersebut.

3.      Menetapkan sejumlah alternatif.

4.      Mengevaluasi masing-masing alternatif.

5.      Memilih alternatif yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.







Peter F. Drucker

1.      Menetapkan masalah.

2.      Menganalisis masalah.

3.      Mengembangkan alternatif-alternatif pilihan.

4.      Mengambil keputusan yang tepat.

5.      Mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relatif kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi risiko, dan risiko ini menjadi tanggung jawab pengambil keputusan (manajer).

Aspek-aspek pengambilan keputusan yaitu:
1.      Pribadi dan kepribadian si decision marker (manajer).

2.      Sifat masalah yang dihadapi.

3.      Pandangan dan kecakapan faktual manajer terhadap masalah yang dihadapi.

4.      Kondisi intitusional (lembaga) yang bersangkutan.

5.      Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.









F.     Gaya Dalam Pengambilan Keputusan


Secara teoritis ada 4 (empat) gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ke 4 (empat) gaya tersebut adalah[7]:

1.      Gaya Direktif
Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat cenderung berfokus jangka pendek. Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan yang otokratik.

2.      Gaya Analitik
Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis.
Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama. Menggambarkan pemimpin yang otokratik.


3.      Gaya Konseptual
Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas. Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan. Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan. Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif ketidak pastian dalam pengambilan keputusan.

4.      Gaya Perilaku
Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat. Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat. Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan orang lain. Terkadang keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.

G.    Pengambilan Keputusan Manajemen

Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih sasaran.
Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan ketrampilan dalam membuat keputusan. Pertumbuhan, kemakmuran atau atau kegagalan suatu perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para manajer. Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan ditengah berbagai factor yang terus berubah, ketidakjelasan informasi dan dan aneka pandangan yang bertentangan.

Tipe-Tipe Keputusan :


1.      Keputusan terprogram (programmed decision)

Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi / masalah yang cukup sering terjadi, sehinnga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk diterapkan di masa depan. Misalnya keputusan untuk memesan persediaan ketika persediaan berada pada level tertentu.

2.      Keputusan tidak terprogram (non programmed decision)

Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familier dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting bagi organisasi. Banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidak pastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.

3.      Keputusan setengah terprogram
Keputusan yang sebagian dapat deprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin  dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.

H.    Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan

1.      Pengakuan terhadap persyaratan keputusan
Para manager menghadapi persyaratan keputusan baik dalam bentuk masalah maupun kesempatan. Suatu masalah terjadi ketika pencapaian organisasional kurang dari sasaran yang telah ditetapkan.
Kesadaran terhadap masalah atau kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.

2.      Diagnosis dan analisis penyebab

Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian manager, pemahaman situasi harus diperjelas. Diagnosis adalah salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan.

3.      Pengembangan altrnatif

Pada saat masalah atau kesempatan telah dapat dikenali dan dianalisis, pembuat keputusan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Langkah berikutnya adalah menghasilkan alternative solusi yang mungkin dapat menanggapi kebutuhan situasi dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasari.





4.      Pemilihan alternative yang diharapkan

Ketika beberapa alternative telah dikembangkan, harus dipilih salah satunya. Keputusan pilihan adalah seleksi yang paling menjanjikan dari beberapa alternative tindakan. Alternative terbaik menyediakan solusi terbaik sesuai dengan sasaran menyeluruh dan nilai-nilai organisasi serta dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan penggunaan sumber daya seminimal mungkin.

5.      Implementasi alternative yang dipilih

Termasuk dalam tahap implementasi adalah penggunaan kemampuan manajerial, administrative, dan persuasive untuk meyakinkan alternative yang dipilih dapat dikerjakan.

I.       Data dalam Pengambilan Keputusan

Manajemen ilmiah mutlak memerlukan data dalam memecahkan problem, agar keputusan yang diambil relevan, realistis, logis, rasional. Karena itu pengumpulan data harus dilakukan dan data itu haruslah memenuhi persyaratannya.
Syarat-syarat data itu adalah[8]:
1.      Well identified yaitu data yang berasal dari sumber resmi.

2.      Up to date yaitu data yang terbaru.

3.      Relevant yaitu data itu berhubungan dengan masalah yang bersangkutan.

4.      Reliable yaitu data-data tersebut dapat dipercaya.

5.      Complete yaitu lengkap dan tidak setengah setengah.

Data dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a.       Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber datanya yang di teliti di lapangan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan penyebaran angket.

b.      Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan mempelajari langsung dari buku-buku literatur

Sedangkan untuk menginterpretasikan data, diperlukan pengetahuan tertentu. Kognisi (kegiatan memperoleh pengetahuan). Perlu dihayati bahwa setiap manusia mempunyai “dunia kognitif” masing-masing ”dunia kecil” tempat ia hidup. Isi dari dunia kognitif itu merupakan pandangan-pandangan, keputusan-keputusan, dan gerak-gerik kita.













BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan


Dari makalah yang di buat dapat di simpulkan bahwasannya setiap pemimpin harus berani mengambil keputusan yang bijak dan pemimpin harus berani mengambil resiko untuk masa yang akan datang dengan diambilnya suatu keputusan tersebut.

B.      Saran


Dalam mengambil keputusan harus melihat siklus dan kondisi dimana seorang majer (dicision marker) bisa mengetahui risiko yang di dapat dari keputusan terebut. Harus bisa meminimalisir segala keadaan yang di hadapi.


[1] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 53
[2] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 55
[3] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 56
[4] Edi Herjanto, Manajemen Operasi, hlm 33
[5] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 59
[6] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 60
[8] Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 62